JocoDEV

Penerapan LEMP Stack pada WordPress dengan Docker

Mengimplementasikan WordPress dalam produksi sering memerlukan pendekatan yang cermat dan terstruktur, terutama ketika menggunakan LEMP Stack (Linux, NGINX, MySQL, PHP). Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana mengintegrasikan LEMP Stack dengan WordPress menggunakan Docker, alat yang memungkinkan aplikasi diisolasi dalam kontainer. Pendekatan ini tidak hanya memudahkan proses instalasi tetapi juga meningkatkan keamanan, dengan meminimalkan risiko yang dapat mengganggu server utama atau aplikasi lain. Ikuti panduan ini untuk mengetahui cara efisien dan aman dalam mengelola WordPress dengan LEMP Stack dan Docker.

Instalasi dan Konfigurasi LEMP Stack

Dalam mempersiapkan WordPress untuk bekerja dengan LEMP, langkah pertama adalah mengatur server Ubuntu 20.04. Ini melibatkan penyiapan sistem operasi dan pemasangan perangkat lunak yang diperlukan. Perangkat keras atau virtual machine yang sesuai juga harus dipersiapkan. Pastikan semua komponen sistem diperbarui sebelum melanjutkan.

Selanjutnya, Docker harus diinstal untuk memudahkan proses. Docker memungkinkan aplikasi diisolasi dalam kontainer, yang membantu dalam pengelolaan dan keamanan. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan perintah instalasi yang sesuai dengan distribusi Linux Anda.

Setelah Docker siap, Docker-Compose juga perlu diinstal. Ini adalah alat yang membantu dalam mendefinisikan dan menjalankan aplikasi Docker multi-kontainer. Berikut adalah perintah untuk menginstal docker-compose melalui curl, yang kemudian diikuti dengan memberi izin eksekusi.

Langkah berikutnya adalah membuat file konfigurasi untuk WordPress dan database MySQL dengan menggunakan docker-compose. Di sinilah kita mendefinisikan bagaimana komponen LEMP akan bekerja bersama. File docker-compose.yml harus berisi informasi yang sesuai tentang versi, layanan, volume, dan parameter lain yang diperlukan. Setelah file konfigurasi selesai, kita bisa menjalankan perintah untuk membangun dan menjalankan kontainer.

Dengan selesai instalasi dan konfigurasi ini, sistem Anda sekarang siap untuk menambahkan WordPress dan NGINX. Ini akan membantu dalam menjadikan aplikasi WordPress Anda berfungsi dengan efisien dan aman dalam lingkungan yang terkontrol dan terisolasi.

Menghubungkan WordPress dengan NGINX

Setelah berhasil menyiapkan WordPress dan database MySQL dalam kontainer Docker, langkah selanjutnya adalah membuat hubungan antara aplikasi ini dengan web server NGINX. Ini akan dilakukan melalui konfigurasi reverse proxy.

Dalam hal ini, NGINX bertindak sebagai perantara antara internet dan aplikasi WordPress. Untuk melakukan ini, kita perlu mengidentifikasi alamat IP dari kontainer WordPress. Perintah docker inspect dapat digunakan untuk menemukan informasi ini, dan Anda harus mencari bagian yang berisi “IPAddress.”

Dengan alamat IP ini, kita bisa mulai menyusun konfigurasi NGINX. Pengaturan ini termasuk mendefinisikan lokasi, menyetel header yang sesuai, dan menentukan alamat proxy_pass. Contohnya, alamat IP kontainer bisa digunakan dalam baris proxy_pass seperti http://172.31.0.3;, dimana 172.31.0.3 adalah alamat IP kontainer.

Setelah konfigurasi selesai, Anda perlu memastikan bahwa web server Apache dalam kontainer mengenali alamat IP NGINX sebagai alamat proxy, bukan sebagai alamat pengunjung. Ini dilakukan melalui pengeditan file remoteip.conf dalam konfigurasi Apache. Melakukan ini memungkinkan Apache untuk mengenali alamat IP pengunjung sebagai REMOTE_ADDR, dan memastikan bahwa semuanya berjalan dengan lancar.

Menurunkan Risiko dengan Containerisasi

Salah satu alasan utama penggunaan Docker dalam pengaturan ini adalah kemampuannya untuk mengisolasi aplikasi dalam kontainer. Kontainerisasi membantu meminimalkan gangguan antara server utama dan aplikasi lain yang mungkin berjalan di kontainer yang berbeda. Ini membatasi dampak potensial jika terjadi masalah pada kode PHP atau bug lainnya.

Tidak hanya membatasi dampak pada server dan aplikasi lain, containerisasi juga membantu mengurangi risiko peretasan. Jika ada masalah dalam kode PHP yang membuat server rentan, menempatkan aplikasi dalam kontainer berarti risiko peretasan dapat dipinggirkan. Dalam hal ini, meskipun ada potensi masalah, risiko ke seluruh sistem bisa diminimalkan.

Konsep containerisasi juga membantu dalam pengelolaan dan pengembangan. Dengan aplikasi yang diisolasi, mudah untuk bereksperimen dengan versi berbeda dari perangkat lunak atau pengaturan tanpa mengganggu bagian lain dari sistem. Ini juga membantu dalam penyebaran, membuat lebih mudah untuk memindahkan aplikasi antara lingkungan yang berbeda.

Secara keseluruhan, penggunaan Docker dalam skenario ini memberikan banyak keuntungan dalam hal keamanan, pengelolaan, dan fleksibilitas. Dengan terlokalisirnya blog WordPress dalam kontainer, seseorang dapat lebih yakin bahwa risiko potensial yang dapat mempengaruhi seluruh sistem telah diminimalkan, memberikan rasa aman tambahan dalam pengoperasian sehari-hari.

Penerapan LEMP Stack pada WordPress dengan Docker
Image by Freepik

Penerapan WordPress Docker dalam skenario ini menawarkan solusi yang efisien dan aman untuk menjalankan blog. Melalui penggunaan LEMP Stack dan NGINX sebagai reserve proxy, konfigurasi menjadi lebih fleksibel dan andal. Kontainerisasi yang disediakan oleh Docker mengurangi risiko peretasan dan gangguan, serta memfasilitasi pengelolaan dan pengembangan. Dengan menyediakan isolasi yang efektif antara aplikasi dan server, serta antara aplikasi yang berbeda, WordPress Docker memastikan bahwa sistem tetap stabil, aman, dan mudah untuk dikelola.

Exit mobile version